Meski Angka Teroris di Indonesia Menurun, Kewaspadaan Tetap Menjadi Perhatian

Meski Angka Teroris di Indonesia Menurun, Kewaspadaan Tetap Menjadi Perhatian
Suasana dialog interaktif yang digelar BNPT bersama FKPT Sulbar di Maleo Hotel Mamuju, Kamis (24/03/2022). --sulaeman rahman--

MAMUJU- Angka teroris di Indonesia menurun dari tahun 2017 hingga 2020. Meski demikian, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) mengharapkan kewaspadaan tetap menjadi perhatian.

Demikian pesan yang disampaikan Hadi Wijayanto, mewakili Direktur Pencegahan BNPT pada kegiatan Aksi Musik Anak Bangsa (Asik Bang) di Mamuju, Kamis (24/03/2022).

Hadi mengatakan keterlibatan seluruh pihak seperti kelompok komunitas musisi adalah bentuk untuk terus meningkatkan kewaspadaan potensi dan ancaman wilayah Indonesia khususnya di Sulbar.

“Dengan menggandeng seluruh lapisan masyarakat kita berupaya bersama-sama untuk mencegah dan mewaspadai segala bentuk ancaman,” ujarnya.

Sementara dalam sambutannya Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) Sulbar, Imran Idrus, mengatakan tujuan Asik Bang ini adalah menyebarkan nilai-nilai kebangsaan dan mencegah penyebaran faham radikal terorisme yang bertentangan dengan ideologi bangsa.

“Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh generasi muda bisa meningkatkan kewaspadaan dan membentengi diri dari pengaruh ajakan kelompok radikal dan terorisme,” ungkapnya.

Menurut Imran sejak FKPT dibentuk menjadi perpanjangan tangan BNPT, FKPT memiliki tugas berkolaborasi dengan instansi di Provinsi Sulbar sebagai mitra strategis menanggulangi teroris.

“Asik Bang Ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap anak muda, ke depan kita juga akan melibatkan guru agama bagaimana membuat bahan ajar yang akan dilombakan,” kata Imran.

Kegiatan Teroris Perlu Diwaspadai

Lebih jauh Hadi menambahkan teroris merupakan kejahatan yang perlu untuk diwaspadai. BNPT bertugas melaksanakan penanggulangan teroris sesuai amanat undang-undang, yakni merumuskan dan melaksanakan kebijakan strategi di bidang kesiapsiagaan serta mengkoordinasikan program pemulihan teroris.

“Survei BNPT 2021, potensi radikalisme menurun dibanding tahun sebelumnya, 2017 posisinya sedang, 2019 rendah, 2020 sangat rendah. Alhamdulillah tingkat keterpaparan di tengah masyarakat sudah masuk sangat rendah tetapi kita terus waspada,” jelasnya.

Hadi berharap seluruh pihak dari berbagai elemen masyarakat bergandengan tangan serta bersama-sama mencegah penyebaran teroris. Terutama kepada para anak muda milenial.

“Anak muda harus memiliki karakter tangguh agar tidak mudah terpapar faham radikal,” jelasnya.

Kegiatan ini juga disertai dengan lomba musik dan menghasilkan tiga nominator. Ketiganya maju ke tahap selanjutnya untuk menciptakan karya melalui youtube dan akan dilombakan secara nasional dengan total hadiah Rp.250 juta.

Selain itu, juga digelar dialog interaktif dipandu langsung Bidang Media Massa, Hukum dan Humas FKPT Sulbar, Naskah M Nabhan. Tiga narasumber yakni Hadi Wijayanto (BNPT), Nanang HP (budayawan nasional) dan Suparman Sopu (seniman Sulbar) menjadi pembicara. (*/SR)