POLMAN- Ribuan keping koin mata uang Belanda ditemukan warga Polewali Mandar, Sulawesi Barat, bernama Johar (23), warga Desa Daala Timur, Kecamatan Bulo. Koin yang diperkirakan telah berusia ratusan tahun, itu ditemukan dalam guci yang tertimbun tanah.
Setidaknya ada dua macam ukuran koin kuno yang ditemukan Johar. Sebahagian koin ada yang berlubang bagian tengah. Salah satu sisi koin terdapat tulisan ‘NEDERLANDSCH INDIE’. Sementara pada sisi lainnya bertuliskan aksara Jawa dan huruf Arab.
Pada koin tersebut tertulis seri tahun pembuatannya. Paling tua tahun 1858, sedangkan paling muda tahun 1945. Nilai nominalnya pun beragam yakni dari ½ cent hingga 2 ½ cent.
Menurut Johar, awalnya hanya menemukan beberapa keping koin tergeletak di jalan menuju kebunnya. Namun, sempat ia abaikan.
“Jadi pertama kan begini, kebetulan pada saat itu ke kebun toh. Ketika di jalanan, pertama-tama saya melihat dulu sekitar lima biji, saya belum ambil karena khawatir ada mistis,” ungkap Johar saat ditemui wartawan di rumahnya, Senin (13/12/2021).
“Beberapa hari kemudian saya ke kebun lagi. Saya lihat lagi ada koin, bahkan jumlahnya bertambah menjadi delapan. Waktu itu saya belum ambil,” cerita Johar.
Menurut Johar, dirinya mulai tertarik dengan keberadaan koin kuno tersebut setelah beberapa hari kemudian ia terjatuh di sekitar tempat koin itu ditemukan.
“Ketiga kalinya saya kembali kesana saya terpeleset, secara tidak langsung saya melihat lagi (koin, red). Akhirnya saya mulai berpikir untuk mengambilnya. Saya panggil ibu di rumah kebun, saya sampaikan ada semacam barang antik mungkin bisa kita ambil tapi berdua,” tutur Johar menjelaskan kronologis penemuan koin tersebut.
Saat ditemukan, sebahagian besar koin kuno itu, berada dalam guci tanah yang diselimuti serabut pohon aren. Kondisi koin juga tampak kotor dan kusam.
“Sebelum saya gali, saya lihat dulu karena di situ (guci, red) ditutupi bulu. Pas dibuka, ada koin di dalam guci. tapi sudah banyak yang berjatuhan,” terangnya.
Lanjut kata Johar, setelah dihitung, jumlah koin kuno yang ditemukan dalam guci lebih dari seribu keping. Ia mengaku belum berniat menjual koin kuno tersebut kepada kolektor.
“Kalau kita hitung kemarin, jumlahnya sekitar seribu lebih. Kita belum tahu mau diapakan, tapi untuk sementara mau disimpan dulu di rumah,” tandas pemuda berambut gondrong ini.
Kabar penemuan ribuan keping koin kuno sontak mengundang perhatian warga. Hampir setiap hari rumah Johar didatangi warga yang ingin melihat wujud koin kuno tersebut.
Gulden Hindia Belanda
Dalam Wikipedia Indonesia, Gulden Hindia Belanda (bahasa Belanda: Nederlands-Indische gulden) adalah mata uang yang digunakan Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1858, Hindia Belanda memasuki revolusi dari berhentinya sistem tanam paksa dan beralih memasuki politik pintu terbuka.
Pada sekitar tahun ini pula, pemerintah Hindia Belanda mulai mengeluarkan uang logam dengan desain baru yang dinamakan gulden. Uang ini juga mulai berlaku di negara Belanda dengan bahan timah hitam yang berukuran kecil dan tipis.
Setelah VOC bubar, Hindia Belanda berada di bawah pemerintahan Republik Bataaf (1799-1806). Mata uang yang dikeluarkan bertuliskan Indiӕ Batavorum dengan satuan nilai gulden dan stuiver.
Ketika Belanda diduduki Prancis, Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811) mengedarkan mata uang berinisial LN singkatan dari Louis Napoleon, adik Napoleon Bonaparte yang menjadi Raja Belanda. Bentuk uang itu bundar pipih dan terbuat dari tembaga.
Inggris mengambil alih Hindia Belanda dengan Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur Jenderal (1811-1816). Raffles membuat mata uang rupee yang bentuknya bundar pipih dan terbuat dari emas, perak, tembaga, dan timah. Kedua sisinya tertera tulisan Jawa dan Arab. Mata uang ini dicetak di Batavia.
Diperkirakan kata “rupiah”, mata uang Republik Indonesia, berasal dari rupee yang ditulis dalam bahasa Arab dengan ucapan roepiyah. Selain rupee, beredar pula uang bertuliskan EIC (East India Company atau Kongsi Dagang India Timur). (SR)