SEMARANG- Lawang Sewu merupakan gedung yang menyimpan banyak sejarah, termasuk kisah horor dan cerita mistis. Bagaimana suasana gedung ini sekarang? Berikut liputan perjalanan reporter moderasi.co.id, Jumat (31/12/2021) sore.
Meskipun sore ini hujan mengguyur Kota Semarang, Jawa Tengah, saya tetap berusaha mengunjungi Gedung Lawang Sewu. Bersama seorang teman yang kebetulan kuliah di UIN Walisongo, dia mengantar saya ke gedung bersejarah peninggalan Pemerintahan Belanda tersebut.
Hujan deras, namun pengunjung tetap tumpah ruah. Ternyata liburan akhir tahun, Lawang Sewu menjadi sasaran para destinator wisata, baik di sekitar Kota Semarang maupun dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Tak terkecuali, wisatawan lokal penjuru nusantara maupun mancanegara. Usia para wisatawan pun beragam, kalangan remaja hingga orang tua.
Untuk masuk ke area Gedung Lawang Sewu, pengunjung cukup merogoh kocek sebesar Rp.10.000. Mereka yang masuk ke dalam gedung bebas hingga naik ke lantai tiga. Pengunjung pun bisa melihat secara langsung diorama yang ada dalam gedung. Misalnya, peralatan yang digunakan stasiun kereta api kala itu, termasuk pesawat telepon sebagai alat komunikasi. Dengan diorama itu, pengunjung rasanya terbawa ke masa lalu.
Lokasi Gedung Lawang Sewu tepatnya di jalan Pemuda, Sekayu, Komplek Tugu Muda, Semarang Tengah. Gedung ini menjadi landmark di Semarang, sehingga tak utuh rasanya ke kota ini jika tidak mengunjungi Lawang Sewu yang melegenda.
Dari berbagai kisah dan cerita, Lawang Sewu dikenal dengan cerita angker yang beredar di berbagai penjuru nusantara, bahkan kerap pula dijadikan sebagai spot uji nyali. Lawang Sewu merupakan bangunan peninggalan Belanda. Bentuk gedung dan arsitektur yang unik membuat Lawang Sewu terus menerus dikunjungi oleh para wisatawan. Baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Menarik menyimak kembali sejarahnya, bahwa Lawang Sewu dulu sebagai kantor pusat Kereta Api pada masa penjajahan Belanda. Untuk melengkapi cerita soal gedung ini, maka dilakukan sinkronisasi data untuk panduan wisata sekaligus jumlah daun pintu di Lawang Sewu.
Sebenarnya jumlah daun pintu yang ada di Lawang Sewu setelah dihitung adalah 928 pintu. Tidak sampai 1000 pintu seperti penamaannya di masyarakat hingga saat ini. Namun, karena banyaknya pintu sehingga masyarakat di sekitarnya kala itu menyebutnya Lawang Sewu yang berarti “Seribu Pintu”.
Dari sumber sejarahnya, Lawang Sewu adalah gedung bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama Cosman Citroen. Namun, versi lain menyebut Prof Jakob F Klinkhamer dan BJ Ouendag. Entah, dari versi mana yang benar.
Yang pasti, bahwa ketika berkunjung ke Kota Semarang, merugi rasanya jika tak berkunjung ke Gedung Lawang Sewu. Ikon dan landmark Semarang yang melegenda. (Muhammad Akzal Ramadhan/SR)