POLMAN – Anggota komisi IX DPR-RI, Hj. Andi Ruskati Ali Baal mengajak masyarakat untuk ikut membantu pemerintah menuntaskan persoalan stunting di Sulbar pada acara sosialisasi KIE program Bangga Kencana bersama Mitra Kerja yang diselenggarakan oleh BKKBN Sulbar di Kecamatan Matakali Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Selasa (26/07/2022).
Kegiatan ini dihadiri oleh Anggota DPR-RI Andi Ruskati Ali Baal, Kepala BKKBN Sulbar Nuryamin dan Inspektorat BKKBN Pusat Chinggih Widianarto serta para peserta yang terdiri dari ibu-ibu majelis taklim, kader posyandu dan masyarakat lainnya.
Seperti diketahui, angka stunting di Sulbar berada di peringkat kedua secara nasional yakni, sebanyak 44 ribu jiwa. Kabupaten Polewali Mandar (Polman) merupakan penyumbang tertinggi yaitu sebesar 36 persen.
Oleh sebab itu, Andi Ruskati meminta agar masyarakat ikut berkontribusi menyukseskan program yang dicanangkan pemerintah. Dengan cara menjaga jarak kelahiran, memperhatikan gizi anggota keluarga dan tidak menikahkan anak dibawah umur.
“Pernikahan usia dini adalah salah satu penyebab utama tingginya angka stunting kita. Untuk itu hal ini perlu menjadi perhatian bersama agar dimasa depan kitab isa melahirkan generasi emas,” ujarnya.
Dijelaskan, BKKBN diberikan tanggung jawab langsung oleh Presiden untuk menurunkan angka stunting. Sebagai mitra kerja, dirinya berkomitmen untuk menyukseskan itu, khususnya membantu Sulbar terbebas sdari permasalahan stunting.
“Ini PR kita bersama-sama. Kita harus aktif mengedukasi masyarakat. Kita juga harus berupaya agar jumlah ini tidak lagi bertambah dengan cara menuntaskan permasalahan hulunya terlebih dahulu yakni mencegah pernikahan usia dini,” paparnya.
Inspektorat Wilayah I BKKBN Pusat Maria Vianney Chinggih Widanarto mengatakan, bukan hanya Sulbar, semua daerah sudah diperintahkan oleh Presiden untuk menurunkan stunting pada tahun 2024 dengan target sebesar 14 persen.
“Pemerintah daerah punya kebijakan sendiri untuk mencapai target ini. Selama ini BKKBN terus berupaya untuk memenuhi target Presiden itu di seluruh wilayah Provinsi,” ujarnya.
Chinggih berharap sebelum 2024 angka stunting di Sulbar bisa dientaskan melalui Kerjasama BKKBN dan DPR-RI. Pengentasan stunting hanya dapat terwujud dengan Kerjasama dan dukungan masyarakat.
”Mulai dari sekarang kita harus siapkan anak-anak kita menjadi generasi emas di masa yang akan datang dengan ikhtiar menjalankan program yang dicanangkan oleh pemerintah,” terangnya.
Di tempat yang sama, Kepala BKKBN Sulbar Nuryamin mengatakan, pernikahan dini adalah salah satu faktor penyebab angka stunting. Untuk itu semua masyarakat harus merubah pola piker untuk tidak menikahkan anaknya di usia dini. Dan ditindaklanjuti oleh Pemerintah Desa dengan membuat aturan yang melarang pernikahan dibawah usia.
“Kalau boleh jika ada yang menikahkan anaknya di usia dini, masyarakat harus kompak, jangan ada yang hadir dipestanya sebagai bentuk efek jera agar tidak ada lagi pernikahan usia dini.,” tuturnya. (adv)