BUDAYA  

Mengenal Sejarah Kerajaan Islam di Papua

Mengenal Sejarah Kerajaan Islam di Papua
Kerajaan Misool. --dok--

Tak banyak yang tahu ada beberapa kerajaan Islam di Papua. Ini fakta yang tidak banyak diketahui mengingat penduduk Islam di Papua hanya berjumlah 22% sesuai sensus penduduk tahun 2010.

Papua memang tidak identik dengan agama Islam, kendati Maluku, pulau yang tak jauh dengannya, mempunyai pengaruh muslim kental. Terutama dari Kerajaan Islam Ternate dan Tidore.

Jejak-jejak Kerajaan Islam di Papua patut dipelajari sebagai salah satu jejak sejarah Nusantara. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Kerajaan Waiego

Salah satu kerajaan Islam di Papua adalah Waigeo. Terletak di gugusan Raja Ampat, Waiego merupakan salah satu kerajaan Islam yang cukup tenar pada masanya. Ia memiliki kerjasama kuat dengan Kesultanan Ternate dan Tidore.

Hubungan kerjasama ini juga merupakan salah satu hal yang mengubah kerajaan ini menjadi Kerajan Islam.

Sebelum kedatangan Islam, Kerajaan Waiego juga memperdagangkan budak. Namun, hal tersebut tidak lagi dilakukan lantaran tak sesuai dengan syariat.

Hasil alam yang diekspor oleh Waiego adalah kayu-kayuan, pala, kerang mutiara, dan sebagainya.

Pusat kekuasaan kerajaan di Raja Ampat adalah daerah Wewayai, Papua Barat, pulau yang terbesar pada gugusan tersebut. Hingga kini, pemeluk Muslim di Papua Barat tergolong banyak, bahkan mencapai 50% pada tahun 2018 lalu.

2.   Kerajaan Misool

Inilah kerajaan Islam di bumi Papua yang kerap dikenal sebagai pusat terumbu karang. Misool terletak di kepulauan Raja Ampat dan juga Semenanjung Onim Fakfak.

Pengaruh kental Islam di sana disebabkan oleh kekuasaan dari Kesultanan Tidore dan juga Ternate.

Pengaruh kesultanan Tidore adalah yang terbesar jika dibandingkan dengan Ternate. Namun, kerjasama terjalin baik antara kerajaan dengan dua pemerintahan di Maluku tersebut.

Masuknya Islam ke Kerajaan Misool diterima dengan baik. Pasalnya, penyebaran agama dilakukan dengan pendekatan yang bersahabat.

Islam masuk ke Kerajaan Misool melalui perdagangan, perkawinan, dan juga pembangunan berbagai macam pesantren.

3.   Kerajaan Salawati

Salawati adalah bagian dari kekuasaan Kesultanan Tidore. Mengingat hal tersebut, tidak mengherankan apabila pengaruh Islam begitu kental di sana.

Kerajaan Salawati bisa dibilang cukup modern karena terdapat pranata masyarakat kuat dan institusi yang memang mengatur hal tersebut.

Islam di Salawati sendiri memang lebih berfokus pada ibadah serta tauhid, alih-alih mengatur tentang pranata masyarakat.

Hasil alam Salawati juga kurang lebih sama dengan dua kerajaan Islam sebelumnya, lantaran letak geografis yang serupa.

4.   Kerajaan Saialolof

Kerajaan Islam di Papua yang berikutnya adalah Saialolof. Lokasinya tepat di wilayah kepala burung dari Pulau Papua itu sendiri.

Struktur pemerintahan Kerajaan Sailolof sendiri cukup kuat. Ada dua posisi penting yang mengatur di sana.Posisi pertama adalah Fun Kalana alias monarki Sailolof.

Dalam pemerintahan, Fun Kalana dibantu oleh beberapa staf penting istana, seperti punggawa, logistik, serta asisten komunikasi.

Ada pula Rat Adat. Di era modern, fungsinya kurang lebih sama dengan parlemen. Tugasnya untuk berkoordinasi dengan istana, kontrol terhadap kebijakan pemerintah, serta membantu beberapa tugas kerajaan

5.   Kerajaan Fatagar

Kerajaan ini terletak di daerah Kabupaten Fakfak yang awalnya berpusat di Onin. Namun, konflik dengan pemerintahan Rumbati membuatnya pindah ke Ega.

Kerajaan Fatagar juga kental akan pengaruh Islam akibat kerjasama dengan Kesultanan Tidore. Hanya saja, setelah Belanda datang, pengaruhnya menjadi kuat.

Pengaruh Belanda ini membuat sistem kerajaan berangsur-angsur hilang. Pasalnya, ia ikut campur dalam berbagai urusan dan menggaji para raja. Inilah yang memperkuat penjajahan negara tersebut di sana. (berbagai sumber/SR)