Porseni Madrasah Usung Isu Lingkungan

Porseni Madrasah Usung Isu Lingkungan
Kreatifitas siswa MAN 1 Majene menggunakan kertas koran bekas didesain menjadi busana.

MAJENE – Hampir dua tahun Pandemi Covid-19 melanda negeri ini. Dampaknya tak hanya di sektor ekonomi dan pemerintahan, tapi itu juga memberi efek pada dunia pendidikan.

Dan untuk pertama kali di masa pandemi ini digelar event atau ajang kreativitas siswa yang dibalut dalam Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni). Tak selamanya Porseni itu identik dengan kaos serta seragam olahraga. Ada hal yang menarik dalam upacara pembukaan porseni di MAN 1 Majene tahun ini.

Sejumlah siswa mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan bekas. Salah satunya dari koran bekas serta bahan yang sebelumnya sudah dianggap tak berguna lagi. Ini seakan menghentak penonton bahwa bumi yang dipijak ini sudah banyak dipenuhi dengan sampah, dan saatnya membuat bumi tersenyum kembali dengan memperbanyak menggunakan bahan yang dapat didaur ulang.

Adalah Mutia dan Padlia, serta tim dari siswa Kelas XI MIA yang mendesain kostum tersebut. Saat ditemua di arena devile, mereka menjelaskan bahwa ide untuk mengetuk dunia agar lebih peduli terhadap sampah. “Ya, agar semua peduli bahwa di sekitar kita banyak sesuatu yang bisa dimanfaatkan tapi sudah diberi label sampah,” kata Mutia.

Diyakini bahwa ketika seseorang membuang sampah selanjutnya akan menuju ke tempat pembuangan sampah dan berakhir dengan pembusukan, dari pembusukan itu akan membentuk gas metana yang kelak akan merusak lapisan ozon. Hal itu karena gas metana termasuk gas rumah kaca yang mengekibatkan perubahan iklim.

Mencermati data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, pada tahun 2017 luas hutan di Indonesia sebesar 133.300.543 hektar. Diprediksi pada tahun 2045 akan bertambah sebanyak 16.148.000 hektar jika saja kertas dapat diproduksi dari daur ulang, bukan dari penebangan batang pohon. Itulah mengapa pesan yang disampaikan Mutia Salsabila dan timnya harus sampai ke khalayak ramai. (*/SR)