Sekitar 2000 TPS di Sulbar Berpotensi Bermasalah Input di Sirekap, Satu TPS Ditemukan 800 Suara

Sekitar 2000 TPS di Sulbar Berpotensi Bermasalah Input di Sirekap, Satu TPS Ditemukan 800 Suara

MAMUJU – Celebes Reseach Institute (CRI) menemukan kejanggalan data C1 dengan input sirekap yang tidak sesuai. Bahkan, ditengarai ada kurang lebih 2000 tempat pemungutan suara (TPS) bermasalah.

“Masa ditemukan banyak TPS yang suaranya mencapai 800-an. Ini kan sudah tidak masuk akal, dan membuat simpang siur di masyarakat,” tegas Divisi Data dan Investigasi CRI, Kukun Pratama, Ahad (18/2/2024).

Kukun menjelaskan, berdasarkan hasil audit forensik CRI ditemukan masalah yang tidak bisa dianggap sepele, karena menyangkut jumlah perolehan suara peserta pemilu.

“Hasil audi lembaga kami atas kesimpangsiuran data dan informasi seputar hasil Pemilu 2024. Ditemukan masalah perbedaan jumlah perolehan suara antara yang tertera pada Format C1 dengan yang tersaji dalam Sirekap KPU-RI khususnya untuk Calon DPD Sulawesi Barat,” ucapnya.

Menurut Kukun, diperkirakan ada 2000-an TPS  di Sulbar yang berpotensi bermasalah pada input di Sirekap, secara umum banyak calon DPD yang memperoleh suara lebih dari 800 suara di satu TPS.

Sekitar 2000 TPS di Sulbar Berpotensi Bermasalah Input di Sirekap, Satu TPS Ditemukan 800 Suara

Sekitar 2000 TPS di Sulbar Berpotensi Bermasalah Input di Sirekap, Satu TPS Ditemukan 800 Suara

Hal ini tentu sangat penting bagi penyelenggara untuk segera mengambil sikap karena data Sirekap ini menjadi rujukan bagi publik yang berpotensi menimbulkan konflik pada saat rekapitulasi dan akan menjadi basis data yang menyesatkan. hal ini juga dapat mempengaruhi psikologi para calon dan tim suksesnya dalam menyikapi beberapa TPS yang berpotensi terjadi Pemungutan Suara Ulang (PSU).

“Tim audit di lembaga kami masih terus bekerja dan untuk sementara memberikan contoh kasus, fakta dan datanya. Terdapat 12 TPS di Kelurahan Karema Mamuju,  di antara 5 TPS (kurang 7 TPS) yang datanya terinput di Sirekap. Datanya bisa kami lampirkan,” urai Kukun menjelaskan. (*)

Editor: SULAEMAN RAHMAN