RAGAM  

Cegah Pernikahan Dini, Turunkan Angka Stunting

Cegah Pernikahan Dini, Turunkan Angka Stunting

MAMUJU – Angka stunting di Sulbar masih cukup tinggi, mencapai 33,8 persen. Sulbar masih menduduki urutan kedua tertinggi di Indonesia. Oleh karenanya, ditargetkan pada tahun 2024 mendatang angka tersebut dapat turun jadi 14 persen.

Berbagai upaya dilakukan agar mencapai target yang ditetapkan pemerintah pusat itu.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulbar bersama mitra kerja Anggota Komisi IX DPR RI Hj. Andi Ruskati Ali Baal menggelar sosialisasi KIE program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), Selasa (23/08/2022).

Kegiatan ini dilaksanakan di dua tempat berbeda yakni, di warkop Ruang Teduh Kelurahan Karema dan Panorama Beach Kelurahan Simboro. Pesertanya sebanyak 140 orang masyarakat, masing-masing 70 orang setiap kelurahan.

“Selaku perwakilan masyarakat Sulbar di Komisi IX DPR RI yang menangani kesehatan wajib memberikan sosialisasi kepada masyarakat Sulbar terkait pencegahan stunting. Agar masyarakat bisa memahami apa itu stunting dan bagaimana cara pencegahannya,” ujarnya.

Untuk menghasilkan generasi Sulbar yang sehat, pintar dan berdaya saing tinggi, lanjut Ruskati, masyarakatnya harus terhindar dari stunting. Untuk merealisasikan itu, remaja Sulbar tidak bisa lagi melakukan pernikahan dini. sebab hulu dari terjadinya stunting adalah pernikahan dini.
Ruskati menyebut, tanpa lelah terus berkeliling ke enam kabupaten se-Sulbar untuk memberikan pemahaman tentang Program Bangga Kencana kepada masyarakat, khususnya calon pengantin, orang tua, tokoh masyarakat dan unsur lainnya agar mencegah terjadinya pernikahan dini.

“Kita harus mencegah pernikahan di bawah umur, karena penyebab stunting adalah menikah usia dini. Oleh sebab itu, kita terus mensosialisasikan Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2019, dimana batas usia pernikahan adalah 19 tahun. Tapi usia ideal pernikahan yang dianjurkan BKKBN adalah, perempuan usia 21 tahun dan laki-laki usia 25 tahun. Usia ini adalah yang paling siap untuk melahirkan anak,” paparnya.

Tak hanya itu, Andi Ruskati juga mensosialisasikan pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk mencegah stunting, yakni, sejak 270 hari di masa kehamilan dan 730 hari pertama kehidupan anak atau sampai umur dua tahun.

“Selama kehamilan ibu harus menkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, memeriksakan kehamilan, memberikan ASI eksklusif selama enam bulan, memperkenalkan makanan bergizi serta rutin memeriksakan anak ke Posyandu,” ujarnya.

Ketua DPD Partai Gerindra Sulbar ini optimis bisa menurunkan angka stunting di Sulbar sesuai target pemerintah pusat sebesar 14 persen, meskipun tidak mudah. Namun berkat kerja keras dan kerjasama yang telah dilakukan selama ini bersama semua stake holder, permasalahan stunting bisa diturunkan
Ditempat yang sama , Lurah Karema Salman Amir berharap, penurunan angka stunting di Sulbar bisa tercapai.

Stunting merupakan musuh bersama yang harus di berantas di Sulbar. Oleh sebab itu, Ia mengajak semua pihak terlibat bahu membahu menyukseskan program penurunan stunting di angka 14 persen.

“Ini tugas kita bersama untuk menurunkan stunting di Sulbar. Kita harus menyukseskan proram Bangga Kencana,” ujarnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Mamuju, Hajrah As’ad berterimakasih kepada Andi Ruskati Ali Baal yang terus bersinergi kepada semua OPD KB di enam kabupaten se-Sulbar untuk menurunkan angka stunting dengan terus melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang stunting.

“Kita sangat berterima kasih kepada Anggota DPR RI atas pelaksanaan kegiatan ini. Semoga kegiatan ini bisa mengurangi pernikahan dini di Sulbar, sehingga bisa mengatasi stunting,” tutupnya. (adv)

Editor: Sulaeman Rahman