TOPOYO – Membaca novel Sejarah Topoiyo karya Muhaimin Faisal, peserta diskusi ibarat diajak membahas kondisi Mamuju Tengah hari ini.
Diskusi berlangsung dari pukul 14.00 hingga 17.00 Wita di Kafe KPK Topoyo, Sabtu (28/01/2023).
Menarik dari diskusi ini lantaran sang penulis novel Muhaimin Faisal hadir langsung di tengah-tengah para peserta.
“Sangat menarik dan membuka wawasan kita melihat Mateng hari ini,” ucap Nirwan, seorang peserta diskusi.
Menurut Nirwan, buku ini cukup relevan untuk didiskusikan, mengingat situasi Mamuju Tengah akhir-akhir ini. Karena dalam novel sejarah tersebut mengulas soal potensi Mamuju Tengah untuk menjadi semacam Melting Pot, atau salad bowl.
“Mungkin juga teori baru yang dilahirkan penulis misalnya teori piring gado-gado,” terang Nirwan.
Bagian lain dari novel ini mengupas tentanh Lalla’ Tassisara sebagai motto Mamuju Tengah.
“Jadi kami butuh penjelasan bahkan menyoal beberapa hal yang ditawarkan kanda Muhaimin Faisal ssebagai penulis, sebagai referensi atas niat untuk ikut nimbrung pada persoalan-persoalan mutakhir di daerah ini,” katanya.
Terpisah Muhaimin Faisal menegaskan bahwa singgah sejenak di lingkaran ilmu pengetahuan tentu sesuatu yang menggembirakan.
“Apalagi ini semacam tantangan untuk mendiskusikan buku yang saya tulis yang memang sesungguhnya butuh untuk diuji,” imbuh Muhaimin Faisal.
Dia bahkan mengapresiasi lahirnya diskusi tersebut.
“Saya salut dan memberi apresiasi kepada intelektual-intelektial muda Mamuju Tengah,” tutup Muhaimin Faisal yang juga maju sebagai calon anggota DPD-RI periode 2024-2029. (*)