MAMUJU – Ketua Dewan Kebudayaan Mandar (DKM), Muhaimin Faisal berdiskusi dengan siswa dan siswi se-Sulawesi Barat.
Muhaimin Faisal memulai diskusinya dengan mengulas genealogi Tondok Bakaru Kabupaten Mamasa dalam acara Jambore Kebudayaan Sulawesi Barat bertema “Melalui Jambore Kebudayaan Kita Tingkatkan Peran Partisipasi Siswa SMA dan SMK Dalam Pengarusutamaan Pemajuan Kebudayaan”.
Jambore ini diselenggarakan 24-26 Februari 2023. Dibuka Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Barat, Andi Harun Rasyid, yanh juga sekaligus menjadi panelis diskusi tandem dengan Muhaimin Faisal.
Dipandu moderator segudang pengalaman Syamsir, salah seorang kepala Seksi di Bidang Kebudayaan Diknas Sulawesi Barat.
“Siapa di antara kalian yang lahirnya didownload?” begitu pertanyaan Muhaimin Faisal memulai isi materi. Tidak satu pun di antara peserta yang mengacungkan tangan.
Muhaimin melanjutkan, “berarti kita semua dibangun dari kepingan-kepingan hidup orang lain. Kebudayaan itu dinamis, sifatnya horizontal ia tidak turun-temurun, tradisi yang bersifat vertikal sebab itu adalah produk kebudayaan,” ucapnya.
Menurut Muhaimin Faisal, tik-tok, instagram, facebook, itu produk kebudayaan, bukan tradisi walaupun kelak bisa menjadi tradisi ketika diajarkan pada anak-anak kita nantinya.
“Tapi itulah realitas hidup kita hari ini, dan perkembangan tak mungkin ditolak, dunia bukan tempat menggerutu,” ulas Muhaimin Faisal.
“Dunia sekarang menjelma menjadi kampung yang sangat luas, tak ada lagi lokal-interlokal, tempat kita untuk bergaul melakukan asimilasi atau saling mempengaruhi. Jadi berhenti kita untuk terus menuduh bahwa pengaruh budaya asing telah merusak kebudayaan kita, itu pernyataan orang-orang kalah yang tidak sanggup untuk bergaul dalam tata dunia baru. Kita harus memberi tafsir ulang kebudayaan kita kemudian membangun rasa percaya diri untuk melakukan duel kebudayaan dalam urusan-urusan tertentu, berhenti kita terus-menerus menjadi follower,” tegas penggiat sosial ini.
Muhaimin Faisal berharap agar berhenti untuk terus menuduh sesuatu dari luar diri kita.
“Sosiologi tak pernah memberi ruang untuk itu. Hanya kepada kalian yang masih muda-muda saya menaruh harapan itu,” pungkas Muhaimin Faisal dalam diskusi tersebut. (*)